Senin, 27 Maret 2017

Hati-Hati Memilih Dokter Gigi Untuk Pemasangan Behel atau Kawat Gigi di Depok

Bismillah,.

Perkenalkan, saya indra. Suami dari Dian salah satu pasien dari drg. Dani. Singkat cerita 2 tahun yang lalu kira-kira april 2015 sebelum menikah istri saya memutuskan untuk menggunakan kawat gigi atau behel. Hal ini di barengi oleh orangtua dari istri saya yang merekomendasikan drg. Dani. Maka singkat cerita istri mengiakan untuk memasang kawat gigi kepada drg. Dani yang berada di jalan Margonda Depok.

Singkat cerita kami yang memang tidak tau seperti apa Standart of procedure (SOP) dalam pemasangan Kawat gigi. Kala itu saat pertama kali kunjungan istri membayar sejumlah uang 2 juta untuk pemasangan breacket, sisa 3 juta lagi karena untuk pemasangan atas dan bawah adalah 5 juta.
Dari pertama saya rasa ada yang ganjil dari drg. Dani ini. Karena tidak lama dari itu mengetahui dian akan pasang behal saya di kirimi foto gigi teman saya sebelum di behel berupa gypsum. Dari situ dating tanda tanya mengapa istri saya tidak di cetak gypsum dahulu di awal perawatan??


Setelah saya Tanya-tanya, ternyata titel dokter gigi saya tidak cukup untuk kewenangan memasang behel. Perlu spesalisasi khusus yakni orthodentis untuk dapat memasang behel atau kawat gigi. Dan Dokter Orthodentist di awal untuk perbaikan gigi pasti akan merontgen dan membuat replika gigi kita berbentuk gypsum untu menyusun langkah-langkah perbaikan gigi.

Sangat di sayangkan, saya dan istri cukup menyesal hal ini baru kami ketahui setelah kami menikah di awal tahun 2016. Ketika itu pembayaran sudah istri saya lakukan sebesar 5 juta dan untuk biaya kontrol gigi 125 rb per bulan sudah di lakukan selama setahun. Namun dari waktu yang kurang lebih 8 bulan itu belum ada hasil yang cukup signifikan.

Yang istri saya sesalkan adalah drg. Dani selalu tidak pernah terbuka mengenai perkembangan gigi istri saya. Tidak menjelaskan step-step nya bagaimana, didiskusikan dengan istri, di tarik atau di renggangkan, atau di copot gigi graham nya atao bagaimana, semua itu istri saya tidak di beritahu bagaimana dan mengapa harus seperti itu. Oke lah bila memang hasilnya baik. Namun ini malah kami malah mendapat hasil yang mengecewakan.

Hal serupa pun terjadi pada ipar saya yang lebih awal memasang behel kepada drg. Dani ini, namun 4 bulan setelah pemasangan ia segera mengetahui gelagat ketidak baikan dari pemasangan kawat gigi nya ini maka ia segera mengambil langkah untuk mencari dokter spesialis orthodentist di pejaten Jakarta. Al hasil dalam kurang dari dua tahun adik ipar saya sudah selesai pengobatan behel nya.

Saya harap tidak banyak korban dari drg. Dani lagi. Kasian. Orang yang serius mau berobat malah di anggap pake behel biar gaya. Pliss lah,. bagi saya itu ngga murah dan bukan untuk main-main. 

Dan sekarang awal 2017 saya dan istri pindah ke Kota Bandung. Tepat di awal maret saya terakhir kali kontrol kepada drg. Dani yang membuka praktek nya di Margonda. Masih seperti biasa saya semenjak nikah selalu mengantar istri saya untuk kontrol. Saya pun sebagai saksi tidak melihat seperti adanya konsultasi antara pasien dan dokter. Saya dan istri selalu bertanya namun drg. Dani selalu menjawab dengan pernyataan yang tidak menjelaskan.

Pada terakhir kali kontrol pada awal maret tersebut istri saya di berikan rujukan oleh drg. Dani. Dengan harapan bisa melanjutkan perawatan dengan dokter lain di Bandung. Dan ternyata saya bertemu dengan teman saya yang bekerja sebagai dosen di FKG unpad dan saya tanyakan mengenai perihal ini. Serunya adalah "dr. ortodenis tidak akan menerima lanjutan behel dari kecuali sesama dr. ortodentis. Hal ini karena biasanya alat dan teknik yang digunakan akan berbeda antara non ortodentis dengan yg ortodentis. Dan SOP Cetakan awal, foto pre dan post perawatan diperlukan untuk rekam medis pemasangan behel, hal ini untuk menghitung daya yang digunakan dan berapa  rumus untuk pilihan alat aktid di breacket nya." Gitu.. Intinya Saya dan istri sangat kecewa kepada drg. Dani. Berani-beraninya beliau melakukan praktek pemasangan behel dengan tidak sesuai standart kedokteran dan menyalahi spesalisasi beliau.

Untuk itu saya sampaikan saya harap tidak ada lagi korban selanjutnya dari praktek kedokteran gigi yang dilakukan oleh drg. Dani yang ada di Margonda Depok. Maaf apabila saya terkesan menjelek-jelekkan satu pihak. Namun Permintaan maaf dari yang bersangkutan menurut saya tidaklah cukup. Saya berharap tidak ada korban lagi dari kejadian ini. Tidak ada lagi orang yang serius mau memperbaiki gigi nya namun di buat berlama-lama untuk menggunakan behel. Karena Lumayan loh,.. Biaya kontrol nya 125 rb/ bln. Belum Kalo ganti kawat, kalo breacketnya ketelen, dll,. intinya budged untuk gigi kita setahun bisa sekitar 2 juta. Belum lagi kalo naik harga nya.

Ok,. Be smart pasien,.. Mudah-mudahan bisa pilih dokter gigi yang sepesialisasi yang tepat untuk pemasangan behel atau yang lainnya.

sekian dari saya. +Ibut Indra Budi  @kangibut