Rabu, 20 November 2013

Menghilangkan Emosi dengan mengerti cara kerja Takdir

Bismillahir Rahmanir Rahim..

Semoga Allah ridho kepada kita semua,. dan mudah-mudahan kita selalu ada dalam lindunganNya di manapun kita berada.

Manusia memang tak pernah luput dari khilaf, manusia adalah tempat semua kesalahan, karena kebenaran hanyalah milik Allah SWT. Salah satu sifat yang saya pribadi masih rasakan tidak baik adalah masalah management emosi. Tak bisa bersabar dan salah dalam menanggapi suatu keadaan, bisa jadi itulah yang di namakan emosi. Emosi yang berwujud kemarahan dan juga meluapnya unek unek yang ada di dalam hati..

Saya bukan ustadz, bukan juga orang alim,.. Hanya ingin belajar terus untuk lebih baik di esok hari.. Banyak kejadian yang telah terjadi. Dalam agama kita di ajarkan, ketika kita marah, bila kita berdiri maka hendaklah kau duduk. Bila marah dalam keadaan duduk, maka hendaklah berbaring, bila telah berbaring masih tetap marah, maka hendaklah menggambil wudhu.

Namun seringkali kita lupa akan aturan tersebut. Setelah kita marah. Ya sudah,.. semua nya menjadi tidak beres. Dan hanya ada sisa-sisa kemarahan saja yang siap di keluarkan.

Namun setelah lama berfikir kenapa seseorang bisa bersikap emosi. Hal ini erat hubungannya dengan takdir. Coba bayangkan, bagaimana bila seseorang tidak percaya takdir. Selalu menempatkan dirinya sebagai seorang yang sempurna, seperti yang ia bayangkan. Mengadakan kegiatan harus seperti apa yang dia pikirkan. Tanpa sedikitpun ada pemikiran bahwa ada tangan-tangan Allah dan takdir Allah bekerja di sana. Maka yang ada hanyalah kekecewaan ketika semua tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan juga emosi.

Nah oleh sebab itu, ketika seseorang telah mengerti bahwa semuaaaa yang ada di dunia ini telah di takdirkan olehNya, maka pertanyaannya kenapa kita harus marah..?

Memang takdir bisa di ubah, seperti sekilas di ambil dari ceramah Ust. Yusuf Mansyur bahwa di ceritakan pada pagi hari seorang ibu bersedekah 20rb rupiah,.. Namun ternyata di siang harinya kedapatan anaknya di serempet mobil. Ternyara 20 rb rupiah telah menyelamatkan anaknya. Tidak jadi tertabrak namun hanya terserempet. Mungkin itu adalah hubungan takdir dan sedekah.

Namun kembali lagi ke topik Emosi dan takdir. Ketika kita tengah percaya takdir. Percaya bahwa Allah tidak akan menurunkan kebaikan/keburukan terhadap hambaNya kecuali dengan izinNya. Maka kita akan selalu berprasangka baik terhadap Allah. Bahwa takdir kita adalah yang terbaik untuk kita. Maka ketika kita di takdirkan sesuatu yang buruk menurut kita, mengapa kita harus marah..?

Jadi pertanyaan terakhir adalah, mengapa kita harus marah? Jika semua itu telah menjadi takdirNya.

Kita hanya bisa bersyukur terhadap apa yang kita jalani. InsyaAllah itu adalah yang terbaik untuk diri kita, apalagi semua yang dapat mendekatkan kita kepada kekuasaan Allah..

Allahu Alam Bis Shawab...